Senin, 03 Januari 2011

TAMAN ASRI DI LAHAN MUNGIL





Sebidang lahan mungil dibelakang rumah, jangan buru-buru dibangun ruangan. Kebanyakan orang, ada sedikit lahan di belakang rumah, dihabisi dengan dibangun ruang-ruang tambahan. Memang kebutuhan ruang sangat penting tetapi dapat disiasati dengan tidak mengurangi “pasokan” udara segar dan sinar matahari.

Justru kelebihan tanah dibelakang dapat disiasati dengan pengolahan lahan yang jitu. Kombinasi antara hard material dengan soft material dapat menjadi taman yang hadir dengan cantik. Taman tidak hanya berupa susunan soft material saja, yang terdiri dari tanaman, baik ground cover tapi juga tanaman perdu dan tinggi.

Soft Material

Memilih jenis tanaman perlu dilihat iklim dan cuaca setempat, perawatan, style tanaman. Keberhasilan dari indahnya taman, terlihat setelah beberapa bulan pemilik taman dapat merawat tanaman yang ditanam oleh jasa taman. Karena keterbatasan waktu pemilik taman untuk merawat tamannya, maka pilih tanaman yang cocok atau dapat minta bantuan tenaga yang dapat merawat taman tersebut.

Tanaman berbunga warna warni memang indah, tapi tanaman berbunga tersebut hidup sesuai dengan kondisi iklim tertentu. Tanaman daerah tinggi tidak dapat berbunga indah bila ditanam di daerah dataran rendah, andaikan bisa berbunga tidak seindah di daerah dataran tinggi. Jadi pilihlah yang sesuai dengan iklimnya.

Pemilihan tanaman juga dapat disesuaikan dengan konsep taman yang akan dibuat. Tanaman tropis seperti cyperus papyrus, teratai, kamboja, pisang madagaskar, dan paku sarang burung bisa dipadukan dengan baik, sehingga menghasilkan Tropical concept . Begitu juga untuk tanaman-tanaman yang tidak berbunga seperti pohon liang liu, kucai, rumput gajah mini dapat menjadi bagian dari Egyptian concept.

Tinggi rendahnya tanaman dan warna daun menambah nilai estetika taman. Kamboja merah dan kuning dapat ditanam pada satu lahan taman, apalagi bila ditambah sorot lampu pada malam hari. Pandan bali dipojok taman selain untuk membuat kamuflase dari pagar tetangga juga sebagai eye catching taman.

Hard Material

Menata taman tidak hanya menata soft material saja. Perpaduan antara soft material dengan hard material dapat menghasilkan karya yang indah. Apalagi bila ditambah dengan paduan air mancur dan tata lampu yang tepat.

Hard material berupa air mancur yang keluar dari mulut singa ini, bisa dijadikan kran mengambil mencuci kaki atau semprot tanaman. Sehingga kran disembunyikan sedemikian rupa tidak terlihat berupa kran tanpa keindahan.

Untuk menghindari cipratan air hujan naik ke atas lantai, maka sepanjang teras dapat diberi koral hias. Koral hias dengan pasangan batu alam hitam, mempertegas bali style. Antara koral hias dan hamparan rumput diberi pembatas, sehingga koral tidak berjatuhan di rumput. Lumpang diletakkan di atas bak kontrol air hujan, selain untuk menutup bak kontrol juga sebagai elemen keindahan. Stepping stone dari batu candi dan seonggok batu yang memang sengaja dipasang di taman ini menjadi hard materialnya.

Dapur diletakkan diluar, mau tidak mau menjadi bagian dari taman. Supaya dapat memberi nilai positif bagi taman, maka dapur diharapkan dapat selalu bersih. Selain itu, pertimbangan pemilik rumah, bila memasak tidak terasa panas. Balutan batu candi pada kolom dan lampu dinding yang serasi semakin indah taman mungil ini.

Teras (fungsi: ruang makan) dihubungkan dengan selasar kecil menuju ke dapur. Kolom sebagai elemen arsitektur juga dapat dijadikan nilai tambah bagi hard scape. Dengan material yang cukup murah, taman tampil asri dan indah. Penempatan soft material disesuaikan dengan datangnya sinar matahari. Tanaman yang tidak membutuhkan sinar matahari secara langsung dapat diletakkan pada area yang teduh.

Karena pemilik taman termasuk orang yang sibuk, maka pemilihan tanaman juga disesuaikan dengan tingkat kerumitan perawatan. Lahan mungil disulap menjadi taman asri nan cantik.(RL)

Tidak ada komentar: