Kamis, 13 Januari 2011

Hawa Nafsu

Hawa adalah dorongan, hasrat, kecenderungan
nafsu berasal dari kata nafs
yang berarti diri, pribadi, individu, orang
nafsu tidak selalu mengarah kepada kejahatan
meskipun dalam kosa kata bahasa indonesia
hawa nafsu cenderung diartikan ke konotasi negatif
mengumbar hawa nafsu, memperturutkan hawa nafsu
hawa nafsu yang berkobar, hawa nafsu serakah
dan seabrek kata-kata tentang ketidakbaikan
hal itu akan terjadi bila hawa menguasai nafs
padahal
nafs-lah yang seharusnya mengendalikan hawa
hawa ibarat kuda liar yang menarik kereta
kereta adalah jasad kita
nafs adalah sang kusir yang mengatur dan
mengendalikan laju dan arah sang kuda



Dalam Qur’an, Allah menggambarkan nafs dalam tiga tingkatan
Nafs ammaaraah, nafs lawwaamah dan nafs muthmainnah



nafs ammaarah adalah nafs yang mengedepankan kejahatan
dalam hidupnya selalu dilingkupi oleh tindakan kemungkaran
hawa menggiring nafs untuk mengingkari Tuhannya
bahkan adakalanya hawa mengajak untuk menyekutukanNya
dengan iming-iming gemerlap dunia yang fana
kilau dunia yang semu belaka



Nafsu lawwaamah kemudian hadir manakala timbul
kesadaran akan posisi diri selaku makhluk
yang harus menghamba kepada Sang Pencipta
bersemi kala ada sesal dalam qalbu akan kebodohan diri
yang menghamba pada hawa nan tak terkendali
menyesali akan segala dosa yang telah dilakukan
dan kemudian berharap akan ampunanNya
tuk berjanji tiada akan memperbudak diri
berjanji hanya akan berserah diri kepada Sang Khaliq

Maka manakala nafs telah berpasrah pada Tuhannya
dan senantiasa mengikuti jalan lurusNya
dan mengagungkan Allah diatas segalanya
maka
muthmainnah telah direngkuhnya
dan Allah-lah yang kemudian dengan kasih sayangNya
akan memanggil
”Yaa ayyuhaannafsul mutthmainnah”
wahai jiwa yang tenang
wahai nafs yang tentram
kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas dan diridhai-Nya

Tidakkah kita ingin menjadi diri yang dikasihi oleh Allah ?
selain ridha Allah, adakah asa lainnya yang dicari ?
dan betapa ingin kita dipanggil oleh Allah dengan lemah lembut
seraya berucap
wahai jiwa yang tenang
masuklah kamu kedalam SyurgaKu yang telah kupersiapkan untukmu

Ahhh ...
sanggupkah kita memenuhi panggilanNya ?

Referensi : Wahfiudin, Mengenal Diri

Tidak ada komentar: